Kamis, 24 November 2011

KETAHUILAH BAHWA GOSIP ADALAH KEJAHATAN

Seorang penulis Novel dari Inggris, George Meredith, pernah berkata, “Gosip adalah hewan pemangsa yang bahkan tidak sudi menunggu sampai korbannya mati dahulu.” Menyebarkan gosip adalah seperti olaraga berburu yang dilakukan secara diam-diam untuk menghancurkan nama baik orang lain. Nama baik merupakan harta milik yang paling berharga. Alkitab berkata, “Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar.” (Amsal 22:1). Dan seorang penggosip menghancurkannya.

Seorang penggosip yang sudah mendarah daging senang menyaksikan nama baik seseorang hancur berkeping-keping. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 16:28, “Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.”

Seorang penggosip sering pura-pura dapat menyimpan rahasia. Bisanya seorang penggosip memulai rentetan ucapannya dengan “Kau harus berjanji tidak akan menceritakan omonganku ini kepada Udin karena si Udin menyuruhku bersumpah untuk tutup mulut....” Kedengarannya sangat rahasia. Tetapi, jika memang demikian, mengapa ia menceritakan rahasia itu kepada Anda? Anda lihat seorang penggosip tampaknya menjaga rahasia, namun tindakannya bertolak belakang. Ia menyampaikan rahasia itu kepada siapa pun yang mau mendengarnya. Seharusnya, tidaklah mengejutkan bahwa bila ia menceritakan rahasia Udin, ia akan menceritakan rahasia Anda pula.

Seorang penggosip seperti ular yang menyemburkan bisa kepada semua orang. Hal yang satu ini dapat menghancurkan pernikahan, membunuh karier, merusak nama baik, menyebabkan sakit hati, mengakibatkan kesedihan yang mendalam, dan membuat orang yang tidak bersalah menangis dengan diam-diam di atas bantal mereka.

Gosip telah mewabah di dunia sejak manusia dapat berbicara. Rasul Paulus memperingatkan mengenai kuasa yang menghancurkan akibat gosip dan hukuman yang berlaku bagi “penggosip dan orang yang suka mencampuri urusan orang lain.” Yang mengucapkan “hal-hal yang tidak pantas” (1 Timotius 5:13).

Penulis sejarah dari Yunani seangkatan Homer, Hesiod, menyatakan pada bagian akhir Worlds and Days: “Gosip itu membahayakan, gampang, dan mudah ditimbulkan, namun sangat menyakitkan untuk dirasakan dan sulit dihindari. Gosip tidak pernah lenyap seluruhnya.”

Gosip membuat orang menjadi kecil. Benar-benar tidak ada sesuatu yang menjanjikan dalam gosip. Menurut Penulis terlaris Versi New York Times, John C. Maxwell, Gosip mengurangi pribadi orang yang dibicarakan, mengurangi pribadi orang yang mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain, dan bahkan menghancurkan orang yang mendengarkan. Itulah sebabnya Anda tidak saja harus menghindari menyebarkan gosip tetapi juga menghindari menjadi penerima gosip. Sebenarnya, tidak berkata apa-apa dan mendengarkan lebih banyak gosip dengan penuh minat membuat Anda sama bersalahnya dengan seorang penggosip.

Tidak diragukan lagi bahwa gosip adalah kejahatan, namun kejahatan ini tidak pernah menjadi lebih terkenal. Saat ini gosip mengisi lebih dari lima puluh acara perbicangan di televisi, lebih dari empat puluh kolom surat kabar, lusinan majalah, dan paling sedikit tiga tabloid terbesar.


PENGERTIAN UMUM MENGENAI GOSIP
Dalam pengertian yang paling umum, gosip dapat diartikan sebagai keterangan pribadi tanpa disertai bukti yang mendukung. Dalam hal ini seseorang harus mampu membedakan antara informasi pribadi yang dapat menghasilkan manfaat dan informasi pribadi yang hanya berbau gosip.

Para ahli yang telah mempelajari gosip percaya bahwa kita semua kadang-kadang menuruti keinginan hati untuk sedikit bergosip karena membicarakan orang lain merupakan bagian dari pembawaan yang bersifat kebiasaan dalam diri kita, yang ditanamkan dalam pikiran kita baik secara sosial maupun secara kejiwaan.

BAGAIMANA MENGATASI SEORANG PENGGOSIP????

Seharusnya setiap informasi yang Anda dengar Anda dapat berkata, “Apa kamu yakin bahwa yang kamu katakan itu benar atau hanya perkiraanmu?” Tujuannya adalah untuk benar-benar meneliti pernyataan yang tidak berdasarkan bukti-bukti; kalau tidak, berarti Anda diam-diam menyetujui perkataan Penggosip itu. Setelah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli sosiologi dari Universitas Indiana, Donna Eder, menunjukkan bahwa reaksi seseorang terhadap gosip membantu menentukan hasil dari pokok permasalahan. Selama tiga tahun, Eder mendengarkan berbagai percakapan dari tujuh puluh sembilan gadis. Eder menEmukan bahwa kerusakan akibat gosip menjadi berkurang bila setelah menerima informasi selengkapnya orang itu mendukung atau sebaliknya membela orang yang diperbincangkan. Sebaliknya, jika ia turut mengambil bagian dalam gosip itu, seringkali akibatnya adalah pembunuhan karakter. Sebagaimana dikatakan dalam Amsal 26:20, “Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran.” Sebuah gosip biasanya hanya membesar-besarkan masalah sepele dengan cara menambah-nambahi kotoran.

Kadang-kadang tidaklah mudah untuk tetap bersikap tenang dan acuh tak acuh terhadap seorang Penggosip. Sebisa mungkin belokkan arah percakapan yang penuh dengan gosip tanpa harus menyalahkan si Penggosip. Namun seringkali ini merupakan pekerjaan yang mustahil. Anda tidak dapat menghentikan semua gosip yang timbul. Jadi kalau ternyata sulit menghindari diri dari sebuah gosip, susunlah sebuah rencana. Jangan katakan apapun dan teruslah melangkah. Kadang-kadang menolak untuk terlibat dalam sampah adalah lebih baik daripada mengucapkan kata-kata menjemukan yang melekat dalam tenggorokan Anda.

Bila seseorang mencoba bercerita kepada Anda mengenai sesuatu yang tidak ingin Anda dengar, Anda tidak perlu terjebak. Hentikan saja ucapan penggosip itu dengan cara tidak mendengarkan rahasia yang ia kemukakan. Pakailah salah satu dari jawaban-jawaban di bawah ini untuk menanggapi perkataan khas yang diucapkan seorang penggosip.

Si Penggosip: “Bisakah kamu menyimpan rahasia?”
Anda: “Sebenarnya tidak bisa.”

Si Penggosip: “Ada sesuatu yang ingin kuceritakan kepadamu, tetapi aku tidak yakin apakah aku
harus mengatakannya.”
Anda: “Karena itu jangan menceritakannya.”

Penggosip: “Apa kamu mendengar apa kata orang tentang si Anu?”
Anda: “Maksudmu ia begitu baik sehingga hanya orang dungu yang akan menjelek-jelekkannya.”

Kepiawaian Anda dalam menjawab akan sangat bergantung pada gaya Anda, tetapi Anda dapat menghindari untuk tidak membuka jalan bagi arus gosip jika Anda siap dengan beberapa jawaban tegas yang pasti.

Apakah Anda memetik suatu keuntungan dari gosip mengenai diri Anda? Pernahkah Gosip menjadi sesuatu yang baik? Ada begitu banyak kebaikan dalam hal yang terburuk dan begitu banyak keburukan dalam hal yang terbaik dari diri kita sehingga akhirnya hampir tidak satu pun di antara kita yang membicarakan sesama kita.

Sebaiknya kita berdoa, “Tuhan, tolonglah aku hari ini. Jangan biarkan aku menyakiti siapa pun dengan mulutku.”

Ketahuilah kepada siapa Anda menceritakan rahasia Anda. Saya memiliki seorang sahabat yang sangat saya kasihi dan saya selalu menikmati saat-saat kebersamaan dengannya, tetapi saya tidak akan mempercayakan rahasia saya kepadanya. Ia hampir tidak dapat menjaga rahasia terkecil sekalipun dan saya tidak siap mempercayakan rahasia besar saya kepadanya. Namun, apakah ini berarti kita tidak bisa menjadi sahabat baik? Tentu saja tidak. Yang saya lakukan hanyalah tidak menceritakan kepadanya hal-hal yang ingin saya rahasiakan.

Empat tahun yang lalu saya mendapati diri saya menjadi sasaran gosip yang tidak beralasan dan sangat menghancurkan. Menurut selentingan yang berembus dari kawan-kawan sekerja, saya dituduh telah melakukan perzinahan dan kawin siri. Tentu saja itu tidak benar. Jadi, karena percaya bahwa gunjingan itu pada akhirnya akan berhenti, maka saya ambil sikap tidak peduli. Namun jika gosip itu semakin meningkat dan tidak main-main, saya harus segera mengambil tindakan. Saya harus menghadapi secara langsung pernyataan tanpa bukti itu tanpa membuang waktu. Dan utnuk membantu Anda melakukannya, Anda dapat mempertimbangkan bahwa Anda memiliki seorang sahabat yang dapat dipercaya dan yang memihak Anda.

Ingatlah seseorang tidak dapat menarik kembali peluru yang baru ia tembakkan demikianlah juga dengan seorang penggosip, ia tidak dapat “menarik kembali” gunjingan yang ia katakan. Sekali terucap, gosip itu tersebar. Dan masalahnya gosip itu tidak akan berhenti mendesing sebelum melukai sejumlah orang. Namun, akhirnya ada Seseorang yang dapat memberi kita rasa aman. Seseorang yang dapat kita percayai melebihi siapa pun. Dalam Mazmur 62 Daud menulis, “
Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.
Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela (Mazmur 62:6-9)

Catatan:
1. Les Parrot III PH.D, High-Maintenance Relationship, Jakarta: Metanoia
Publishing, 2006.
2. John C. Maxwell, The Maxwell Daily Reader, Jakarta: BIP, 2011.

Selasa, 15 November 2011

CINTA TANPA SYARAT


Sewaktu saya masih berumur sekitar 13 tahun, ayah memanggil saya dan mengatakan sesuatu yang mengubah hidup saya. Kami berdua sedang berada di dalam mobilnya yang tua dan usang, dipinggir jalan pemukiman miskin London. Dia memutar badannya ke arah saya dan berkata, "Nak, apa pun yang kamu lakukan dalam hidupmu, ketahuilah, pintu rumahku akan selalu terbuka untukmu."

Saya hanyalah seorang remaja belia pada waktu itu. saya tidak benar-benar mengerti apa yang dimaksudkan ayah, tetapi saya tahu itu adalah sesuatu yang penting, maka saya selalu mengingatnya. Ayah meninggal dunia tiga tahun kemudian.

Ketik saya menjadi biksu di Thailand Timur Laut, saya kembali memikirkan kata-kata ayah. Rumah kami saat itu hanyalah sebuah flat kecil di daerah miskin London, bukanlah rumah yang menarik untuk dibukakan pintunya. Tetapi saya lalu menyadari bahwa bukan itu maksud ayah sebenarnya. Apa yang terkandung dalam kata-kata ayah, seperti sebuah permata yang terbungkus kain, merupakan sebuah ungkapan cinta paling jernih yang pernah saya dengar, "Nak apa pun yang kamu lakukan dalam hidupmu, ketahuilah, pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu."

Ayah saya menawarkan cinta tanpa syaratnya. Tidak ada maksud tersembunyi. Saya adalah anaknya. Cukup itu saja. Begitu indah, begitu nyata. Dia sungguh-sungguh.

Diperlukan keberanian dan kebijaksanaan untuk mengatakan hal ini kepada orang lain, untuk membuka hati Anda kepada seseorang, tanpa embel-embel "jika". Mungkin kita berpikir mereka akan mengambil keuntungan dari kita, tetapi tidak begitu, tidak demikian menurut pengalaman saya. Sewaktu Anda menerima cinta semacam itu dari orang lain, hal itu bagaikan menerima hadiah yang paling berharga. Anda menghargainya, menyimpannya baik-baik di dalam hati, jangan sampai hilang. Walaupun saat itu saya hanya mengerti sebagian dari kata-kata ayah, saya tidak berani menyakiti pria seperti itu. Jika Anda memberikan kata-kata itu kepada orang yang dekat dengan Anda, jika Anda bersungguh-sungguh, jika itu datang dari hati Anda, orang itu akan menyambut ke depan, bukan mudur, untuk menggapai cinta Anda.

(Disandur dari Ajahn Brahm, penulis Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya).

ALLAH TAHU ANDA MEMERLUKAN BANTUAN UNTUK MENGATASI ORANG-ORANG SULIT YANG ANDA TEMUI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

Sewaktu masih kanak-kanak, saya tidak pernah berpikir untuk dengan sengaja menjalani hubungan dengan seseorang. Semua itu terjadi begitu saja. Dan, jika karena satu alasan, hubungan itu tidak berhasil, saya segera meninggalkannya tanpa harus merasa pusing maupun repot-repot.

Namun, ketika saya menjadi dewasa, suatu saat saya mulai mengenal percekcokan dalam hubungan dewasa, dan persoalan itu menjadi serba tidak pasti. Saya mengetahui beberapa orang lebih sulit, bahkan mustahil untuk diajak bergaul. Misalnya, saya mengetahui bahwa sahabat-sahabat yang dipercaya pun dapat menghianati saya. Orang-orang berkuasa yang saya kagumi dapat menghina saya. Kritik yang terus-menerus dilontarkan oleh seorang rekan kerja dapat melukai hati saya. Bahkan, anggota keluarga pun dapat meninggalkan saya. Namun, saya pun tahu bahwa saya tidak dapat memutuskan hubungan begitu saja setiap kali saya menghadapi rintangan, kecuali jika saya ingin menjadi seorang pertapa.

Godaan untuk lari dari hubungan yang sulit itu masih saya rasakan sampai hari ini. Ketika orang-orang yang mustahil ini membuat saya merasa kesal, kadang-kadang saya berharap dapat menjadi Robinson Crusoe dalam tulisan Daniel Defoe. Hidup seorang diri di pulau terpencil dan jauh dari orang-orang sulit bagaikan tinggal di surga. Tetapi tulisan-tulisan Defoe yang lainnya mencelikkan mata saya kembali pada kenyataan, "Sekalipun saya tidak menyukai awak kapal," tulisnya, "Saya tidak akan menenggelamkan kapal itu. Saat badai melanda tentu saya akan berjuang sekuat tenaga untuk menyelamatkannya. Kalian tahu kita semua berada dalam kapal ini dan kita pasti tenggelam atau sebaliknya berenang bersama-sama."

Itulah sukarnya hidup bersama dengan orang-orang yang sulit--kita harus benar-benar tenggelam, atau sebaliknya, berenang bersama-sama.

Kita menjumpai orang-orang yang mustahil untuk diatasi dalam keluarga, lingkungan gereja, dan tempat kerja kita. Ternyata kepuasan kerja lebih bergantung pada hubungan kita dibandingkan dengan penghasilan. Hubungan dengan rekan kerja menentukan apakah kita menyukai atau membenci pekerjaan kita. Sekelompok peneliti telah mempelajari satu misteri kuno, mengenai penyebab manusia berbahagia dalam pengertian luas. dan, jawaban mereka tidak seperti yang Anda duga. Yang kerap muncul teratas bukanlah kesuksesan penampilan yang baik, maupun kekayaan yang menimbulkan iri itu. Hal yang dianggap paling menentukan kebahagiaan adalah hubungan dengan sesama. Hubungan yang akrab.

Hal di atas membawa kita kembali pada pokok permasalahan: Jika hubungan menjadikan kita begitu bahagia, mengapa begitu banyak hubungan justru menyulitkan hidup kita? Dan,yang lebih penting lagi, apa yang dapat kita lakukan untuk tetap membuat diri kita tenang, pantang menyerah, dan menemukan jalan keluar yang positif ketika kita berada dalam hubungan yang banyak menuntut dengan orang-orang mustahil itu?

Saya berharap Anda memiliki banyak teman yang tidak terlalu menuntut, yaitu orang-orang yang secara alami Anda merasa cocok dengannya. Tentu saja kadang-kadang Anda berselisih, namun itu hanya kadang-kadang terjadi dan hubungan Anda tetap terjalin dengan baik. Tetapi, jika Anda adalah seperti umumnya kebanyakan orang, Anda juga memiliki beberapa hubungan yang tidak begitu menyenangkan. Mereka adalah orang-orang yang mustahil yang menggerutu, merusak, dan mengeluh. Mereka tidak peduli, menyebarkan gosip, penuh iri hati, menempatkan diri sebagai korban, atau melukai perasaan Anda. Dalam beberapa hal, bisa saja Anda benar-benar tidak tahan dalam menghadapi mereka. Intinya hubungan Anda menuntut banyak pengorbanan perasaan. Itulah yang disebut hubungan yang banyak menuntut dalam hidup Anda.

Teman saya memiliki sebuah mobil mewah warna perak. Setiap kali dia memarkir mobilnya, dibungkusnya mobil itu dengan pembungkus khusus untuk melindungi catnya. Namun suatu pagi, saat memasuki tempat parkir, saya melihat dia berdiri di samping mobilnya yang sedang terbuka kapnya. "Wow" saya berkata tanpa memperdulikan raut mukanya sewaktu saya mendekati mobilnya. "Pantas kau begitu telaten merawat mobil itu," Teriak saya.

"Ya, tetapi saya ingin menjualnya, " kata teman saya dengan rasa muak.
"Mengapa?"
"Mobil itu terlalu rewel, dan waktu saya terkuras hanya untuk membuatnya tetap hebat dan dapat berlari kencang."

Ini juga berlaku dalam hubungan yang banyak menuntut. Seperti sebuah mobil yang membutuhkan perhatian terus-menerus, hubungan semacam ini menguras tenaga kita, menyita waktu, serta menimbulkan berbagai kejengkelan yang tidak semestinya terjadi. Orang-orang yang mustahil menjadikan hidup ini lebih berat daripada yang seharusnya. Dan hubungan yang banyak menuntut, seperti halnya mobil mewah teman saya tersebut, kadang-kadang tampaknya lebih membuat masalah ketimbang membawa manfaat.

Mari kita mulai dengan mengamati situasi Anda sejenak. Sampai seberapa jauh ketegangan dalam hubungan Anda itu benar-benar mempengaruhi Anda? Akibat-akibat sampingan apa yang ditimbulkan oleh hubungan yang banyak menuntut dalam hidup Anda? Firman Allah berkata, "Sedapat-dapatnya kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!--Roma 12:18.

--Les Parrott III--
(High-Maintenance Relatioship).