Selasa, 18 Maret 2014

TAHUKAH ANDA..BERBAGAI HAL YANG TIDAK BAIK BISA TERJADI PADA ORANG YANG BAIK, BAHKAN ORANG YANG TERBAIK SEKALIPUN.

Ayub adalah salah satu dari yang terbaik diantara umat Tuhan. Tuhan bersaksi tentang Ayub bahwa tidak ada yang seperti dia di bumi, bahwa ia adalah orang yang tak bercela dan lurus hati, ia takut akan Tuhan dan membenci kejahatan ( Ayub 1:1, 8).

Ayub telah dikenal karena kesetiaannya. Ia tidaklah tanpa berdosa, seperti tersirat dikata tak bercela dalam ayat 1 dan 8. Itu artinya dia secara etika baik, moralnya benar, dan taat pada Tuhan. Ayub mempunyai suatu penghormatan yang tulus dan dalam pada Tuhan. Praktek yang konsistennya adalah untuk menjaga Tuhan tetap ditempat tertinggi dan dihormati. Ia seorang yang setia.

Ayub dikenal dengan kekayaannya. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar ( Ayub 1:3). Ia memiliki kekayaan yang besar, Tuhanlah yang telah menyebabkan dia berhasil( Ayub 1:10, 21).

Ayub dikenal dengan keluarganya. Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan ( Ayub 1:2). Keluarga Ayub dan kekayaannya adalah berkat Tuhan. Catatan menunjukkan bahwa Ayub mencintai keluarganya. Cintanya untuk Tuhan tercermin dari cintanya untuk anak-anaknya. Sebagai pemimpin rohani dari keluarganya, ia membawa mereka dalam doanya kepada Tuhan. Pelayanan yang paling tinggi dari orangtua kepada anak-anaknya adalah memperhatikan kesejahteraan rohani mereka. Ayub adalah seorang kepala keluarga yang baik.

Akhirnya, Ayub adalah orang yang tenar. Catatan menulis kalau dia adalah yang terbesar dari semua orang-orang timur ( Ayub 1:3). Ayub lebih berhasil dari semua pria pada jamannya. Ia dipandang oleh manusia dan Tuhan. Tuhan sendiri menyatakan bahwa Ia tidak punya alasan untuk mencelakakan Ayub ( Ayub 2:3).

Namun Tuhan mengijinkan Ayub untuk menjalani lembah yang dalam dan mengharuskan dia mengalami penderitaan. Kebanyakan dari kita pasti telah hancur dalam kondisi seperti itu. Bagaimana kita memahami penderitaan dan duka cita Ayub? Bagaimana mungkin kita masuk kearti dari penderitaan dan kesusahannya?

Pesan kitab Ayub bukanlah mengapa anak-anak Tuhan menderita, tetapi lebih kepada kedaulatan Tuhan. Itu menunjukkan bahwa Tuhan selalu mengendalikan setiap situasi. Tidak ada apapun yang terjadi kepada kita karena kebetulan. Karena setiap sebab ada akibat. Jika kita gagal melihat kebenaran ini didalam kitab Ayub, kita kehilangan pesan utamanya. (L.Strauss)