Selasa, 15 November 2011

ALLAH TAHU ANDA MEMERLUKAN BANTUAN UNTUK MENGATASI ORANG-ORANG SULIT YANG ANDA TEMUI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

Sewaktu masih kanak-kanak, saya tidak pernah berpikir untuk dengan sengaja menjalani hubungan dengan seseorang. Semua itu terjadi begitu saja. Dan, jika karena satu alasan, hubungan itu tidak berhasil, saya segera meninggalkannya tanpa harus merasa pusing maupun repot-repot.

Namun, ketika saya menjadi dewasa, suatu saat saya mulai mengenal percekcokan dalam hubungan dewasa, dan persoalan itu menjadi serba tidak pasti. Saya mengetahui beberapa orang lebih sulit, bahkan mustahil untuk diajak bergaul. Misalnya, saya mengetahui bahwa sahabat-sahabat yang dipercaya pun dapat menghianati saya. Orang-orang berkuasa yang saya kagumi dapat menghina saya. Kritik yang terus-menerus dilontarkan oleh seorang rekan kerja dapat melukai hati saya. Bahkan, anggota keluarga pun dapat meninggalkan saya. Namun, saya pun tahu bahwa saya tidak dapat memutuskan hubungan begitu saja setiap kali saya menghadapi rintangan, kecuali jika saya ingin menjadi seorang pertapa.

Godaan untuk lari dari hubungan yang sulit itu masih saya rasakan sampai hari ini. Ketika orang-orang yang mustahil ini membuat saya merasa kesal, kadang-kadang saya berharap dapat menjadi Robinson Crusoe dalam tulisan Daniel Defoe. Hidup seorang diri di pulau terpencil dan jauh dari orang-orang sulit bagaikan tinggal di surga. Tetapi tulisan-tulisan Defoe yang lainnya mencelikkan mata saya kembali pada kenyataan, "Sekalipun saya tidak menyukai awak kapal," tulisnya, "Saya tidak akan menenggelamkan kapal itu. Saat badai melanda tentu saya akan berjuang sekuat tenaga untuk menyelamatkannya. Kalian tahu kita semua berada dalam kapal ini dan kita pasti tenggelam atau sebaliknya berenang bersama-sama."

Itulah sukarnya hidup bersama dengan orang-orang yang sulit--kita harus benar-benar tenggelam, atau sebaliknya, berenang bersama-sama.

Kita menjumpai orang-orang yang mustahil untuk diatasi dalam keluarga, lingkungan gereja, dan tempat kerja kita. Ternyata kepuasan kerja lebih bergantung pada hubungan kita dibandingkan dengan penghasilan. Hubungan dengan rekan kerja menentukan apakah kita menyukai atau membenci pekerjaan kita. Sekelompok peneliti telah mempelajari satu misteri kuno, mengenai penyebab manusia berbahagia dalam pengertian luas. dan, jawaban mereka tidak seperti yang Anda duga. Yang kerap muncul teratas bukanlah kesuksesan penampilan yang baik, maupun kekayaan yang menimbulkan iri itu. Hal yang dianggap paling menentukan kebahagiaan adalah hubungan dengan sesama. Hubungan yang akrab.

Hal di atas membawa kita kembali pada pokok permasalahan: Jika hubungan menjadikan kita begitu bahagia, mengapa begitu banyak hubungan justru menyulitkan hidup kita? Dan,yang lebih penting lagi, apa yang dapat kita lakukan untuk tetap membuat diri kita tenang, pantang menyerah, dan menemukan jalan keluar yang positif ketika kita berada dalam hubungan yang banyak menuntut dengan orang-orang mustahil itu?

Saya berharap Anda memiliki banyak teman yang tidak terlalu menuntut, yaitu orang-orang yang secara alami Anda merasa cocok dengannya. Tentu saja kadang-kadang Anda berselisih, namun itu hanya kadang-kadang terjadi dan hubungan Anda tetap terjalin dengan baik. Tetapi, jika Anda adalah seperti umumnya kebanyakan orang, Anda juga memiliki beberapa hubungan yang tidak begitu menyenangkan. Mereka adalah orang-orang yang mustahil yang menggerutu, merusak, dan mengeluh. Mereka tidak peduli, menyebarkan gosip, penuh iri hati, menempatkan diri sebagai korban, atau melukai perasaan Anda. Dalam beberapa hal, bisa saja Anda benar-benar tidak tahan dalam menghadapi mereka. Intinya hubungan Anda menuntut banyak pengorbanan perasaan. Itulah yang disebut hubungan yang banyak menuntut dalam hidup Anda.

Teman saya memiliki sebuah mobil mewah warna perak. Setiap kali dia memarkir mobilnya, dibungkusnya mobil itu dengan pembungkus khusus untuk melindungi catnya. Namun suatu pagi, saat memasuki tempat parkir, saya melihat dia berdiri di samping mobilnya yang sedang terbuka kapnya. "Wow" saya berkata tanpa memperdulikan raut mukanya sewaktu saya mendekati mobilnya. "Pantas kau begitu telaten merawat mobil itu," Teriak saya.

"Ya, tetapi saya ingin menjualnya, " kata teman saya dengan rasa muak.
"Mengapa?"
"Mobil itu terlalu rewel, dan waktu saya terkuras hanya untuk membuatnya tetap hebat dan dapat berlari kencang."

Ini juga berlaku dalam hubungan yang banyak menuntut. Seperti sebuah mobil yang membutuhkan perhatian terus-menerus, hubungan semacam ini menguras tenaga kita, menyita waktu, serta menimbulkan berbagai kejengkelan yang tidak semestinya terjadi. Orang-orang yang mustahil menjadikan hidup ini lebih berat daripada yang seharusnya. Dan hubungan yang banyak menuntut, seperti halnya mobil mewah teman saya tersebut, kadang-kadang tampaknya lebih membuat masalah ketimbang membawa manfaat.

Mari kita mulai dengan mengamati situasi Anda sejenak. Sampai seberapa jauh ketegangan dalam hubungan Anda itu benar-benar mempengaruhi Anda? Akibat-akibat sampingan apa yang ditimbulkan oleh hubungan yang banyak menuntut dalam hidup Anda? Firman Allah berkata, "Sedapat-dapatnya kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!--Roma 12:18.

--Les Parrott III--
(High-Maintenance Relatioship).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar