Rabu, 23 Desember 2009

Apa yang perlu Anda ketahui mengenai Gereja Fundamental Baptist Independent?

Independent -

Dalam pemerintahan dan disiplinnya,
setiap jemaat Perjanjian Baru adalah terpisah dan independent dari jemaat-jemaat lain.
Tidak ada denominasi atau organisasi
atau lembaga lain yang dapat mengontrol
jemaat setempat selain jemaat setempat itu sendiri.

Gereja Baptist Independent tidak akan menjadi bagian dalam suatu organisasi nasional manapun yang akan mengontrol keberadaan jemaat setempat. Jadi nama “Independent” digunakan maksudnya adalah bahwa gereja tersebut..
1. Mengikuti pola dan contoh gereja-gereja Perjanjian Baru
2. Hanya tunduk kepada otoritas Firman Allah.
3. Bebas dari intervensi luar.

Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Kristus adalah kepala jemaat (Efesus 5:23) dan Gembala Agung (1 Petrus 5:4). Pendeta setempat adalah gembala atau pemimpin jemaat (Ibrani 13:7, Kis 20:28, Ef. 4:11). Gereja Baptist Independent memiliki bentuk pemerintahan di mana tiap-tiap anggota memiliki hak pilih dan setiap urusan jemaat diatur oleh jemaat setempat dengan mengikuti bimbingan Firman Allah.
Fundamental -


Dalam pengajaran dan kepercayaannya
Setiap jemaat Perjanjian Baru adalah
Bible believing, teaching and obeying church


Banyak gereja Baptist Independent menambahkan kata “Fundamental” untuk menunjukkan bahwa mereka masih memegang kepercayaan tradisional dan pola gereja Perjanjian Baru.




Mengenai Penyesat-Penyesat

Nats: Matius 24:11; 24:23-24; 2 Timotius 3:8; 3:13; 1 Timotius 4:1,2; 1 Yohanes 2:26.

Iblis telah mengubah strateginya. Dia mempelajari dari dahulu bahwa dia tidak dapat mengalahkan Kristus dan orang-orang kristen dengan permusuhan dan penganiayaan. “Darah para martir adalah benih gereja.” Pekerjaan Tuhan selalu bertumbuh dalam masa kesusahan, penganiayaan dan pengorbanan. Setan telah mengubah caranya. Dia telah “mengikut serta dengan kita.” Paulus memperingatkan para Penatua mengenai hal ini dalam Kisah Para Rasul 20:28-30. Bandingkan juga dengan Yudas 4; Efesus 4:14; Matius 7:15; Ulangan 13:1-5; Efesus 5:6; 2 Tesalonika 2:3,4; II Yohanes 7.

Musuh yang paling hebat bagi iman kristen bukan musuh yang diluar, yaitu musuh yang secara terang-terangan melawan dan mencari kesempatan untuk menghancurkan iman kristen dan Alkitab. Musuh yang paling ditakuti dan paling efektif ialah musuh yang di dalam – yang mengaku diri sebagai orang kristen, yang memakai gaya bicara dan kata-kata kristen, yang mengenakan pakaian/jubah kristen, memakai titel kristen dan berpartisipasi dalam upacara keagamaan yang dianggap kristiani—namun sebenarnya mereka adalah srigala-srigala yang memakai pakaian domba.

A. Liberal – Injili – Fundamental.

Tidak seperti yang disangka umum, pada masa kini bukan hanya ada dua posisi teologia – Liberal atau Fundamental. Ada suatu kelompok yang berada di tengah-tengah, yang dikenal sebagai kelompok Injili. Pendapat kaum noe-ortodoks ini dinyatakan oleh salah seorang pemimpin mereka. Dia berkata bahwa orang-orang “liberal” telah pergi terlalu jauh dari iman nenek moyang mereka. Mereka harus berbalik kembali. Akan tetapi ke mana seharusnya mereka pergi – bukan kepada fundamental yang ekstrem yang dianut nenek moyang mereka. Mereka harus mencari suatu perpaduan, suatu kompromi, suatu tempat ditengah-tengah di mana para fundamentalis dan liberal dapat menyetujui. Tempat ditengah-tengah itu –adalah suatu bahaya yang mengerikan seperti seekor srigala berpakaian domba.

1. Hal pertama yang dilakukan kaum injili adalah melepaskan doktrin mengenai Firman yang diilhamkan secara lisan. Ketika itu dilepaskan, segala sesuatu yang lain akan ikut hilang juga. Sebenarnya doktrin itu merupakan batu karang kekristenan. Fundamentalis percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan secara lisan, kebenaran tanpa kesalahan. Kaum Injili berkata bahwa doktrin ini perlu diselidiki lagi. Liberalisme menolak otoritas Alkitab sebagai Firman Allah yang tanpa kesalahan dan cenderung menginterpretasikan Alkitab dalam pemahaman ilmu pengetahuan modern dan filsafat. Di dalam artikelnya, “We are more than Evangelicals,” Dr. Chester Tulga berkata, “Injili dalam bentuknya sekarang merupakan suatu bentuk fundamentalisme yang sudah dicairkan dan dirembes, kekurangan sikap positifnya fundamentalis dan kemantapan Injili yang sungguh-sungguh.


Keyakinan akan Tuhan

Nats: 2 Tawarikh 16:8-9

Sebuah pandangan yang positif mengenai diri sendiri sama sekali bukan merupakan suatu syarat untuk dapat melayani Tuhan. Dalam kenyataannya, rasa percaya diri yang terlalu tinggi seringkali menjadi halangan untuk menjadi sebuah bejana yang dapat dipakai Tuhan, karena rasa percaya diri tersebut timbul dari sikap bersandar pada kemampuan sendiri, dalam menghadapi orang lain dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Sebaliknya, keyakinan akan Tuhan adalah bersandar pada kemampuan Tuhan untuk bekerja melalui Anda, dalam menghadapi orang lain dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Di saat Anda memiliki keyakinan akan Tuhan, Anda dapat melupakan kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan menyadari bahwa apapun kondisinya Tuhan dapat tetap menyelesaikan pekerjaanNya. Di saat Anda memiliki keyakinan akan Tuhan, Anda terbebas dari kesombongan maupun rasa rendah diri. Anda dapat memusatkan pikiran pada pekerjaan yang ada dihadapan Anda dan pada kebutuhan orang lain, dan menyerahkan kepada Tuhan bagaimanapun hasilnya nanti, karena Tuhanlah yang berhak.

Apakah Anda mengerti perbedaan antara kedua konsep di atas? Sederhana saja: konsep yang pertama berfokus pada kemampuan pada diri sendiri, sedangkan konsep yang kedua berfokus pada kemampuan Tuhan. Yang pertama berfokus pada hasil yang sementara; sedangkan yang kedua berfokus pada hasil yang kekal. Jauh lebih baik bila kita menyelesaikan suatu perkara—di dalam kehidupan ini—suatu hasil yang kekal, dengan berjalan di dalam keyakinan akan Tuhan, daripada menyelesaikan banyak perkara dengan menggunakan ukuran dunia, hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia. Akan merupakan saat yang menakutkan bagi mereka yang telah membangun gereja yang besar dengan bersandar pada karisma seseorang sewaktu mereka sendiri berdiri dihadapan takhta, dan Tuhan berkata bahwa jumlah jemaat mereka yang sangat besar itu hanya merupakan rumput kering dan jerami saja. Sungguh merupakan saat yang sangat membahagiakan bagi seorang ibu rumah tangga sederhana yang dengan tenang melayani wanita lain dilingkungannya, tetapi ia melakukannya untuk kemuliaan Tuhan dan dengan kekuatan Tuhan. Besarlah hadiah yang menanti bagi wanita ini.


Mengapa Orang Kristen Menderita?

I. PENDAHULUAN
Pertanyaan, “Mengapa orang kristen menderita?” merupakan pertanyaan yang telah diajukan ribuan kali oleh umat Tuhan di setiap generasi. Jika Allah itu baik dan mengasihi, orang-orang kristen masih harus menderita kesusahan, pencobaan, penganiayaan, penyakit dan kesakitan? Alkitab memberikan banyak alasan bagi penderitaan kristen dan penderitaan ini tidak akan berhenti sampai Tuhan Yesus Kristus datang untuk mengubah segala sesuatu. Ada beberapa pelajaran yang Allah ajarkan di mana kita mempelajarinya melalui penderitaan, kesukaran dan kesakitan. Yesus sendiri harus menderita untuk kesalamatan kita – Ibrani 2:10 dan Yohanes 16:33.

Ketika Allah menyelamatkan kita, Dia memulai sebuah pekerjaan yang sasarannya adalah mengubah dan menjadikan kita serupa dengan gambar AnakNya Yesus Kristus. Allah begitu mengasihi kita dan tidak membiarkan kita menderita karenaNya. Kita mempelajari pelajaran dan menerima berkat-berkat yang hanya datang melalui penderitaan dan ujian.

Kekristenan telah di liputi oleh darah dari para martir sejak abad pertama. Rasul Paulus menyatakan semangat dan kasihnya untuk Tuhan ketika dia berkata, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,” – Filipi 3:10.

Yesus menderita untuk kita. Dia mati untuk kita. Bapa yang telah mengutus AnakNya untuk mati bagi dosa-dosa kita. Ketika ketika membandingkan penderitaan kita dengan penderitaan Kristus, kita melihat suatu perbedaan yang sangat mencolok. Kita seharusnya tidak akan pernah mengeluh.

II DASAR ALKITAB
Yohanes 16:33; Roma 5:3; 2 Korintus 12:7-9; 2 Timotius 2:12; 3:12; Ibrani 2:10, 18; 12:6; Yakobus 5:13-16; 1 Petrus 3:14-15; 4:12-16.

III. POKOK PIKIRAN DARI KEBENARAN INI
Kekristenan bukanlah sebuah suntikan untuk mencegah penderitaan, pencobaan, dan kesusahan. Di dalam hikmatNya, Allah telah menempatkan halangan atau rintangan di jalan kita, bukan untuk menghalangi atau menyakiti tetapi untuk menguji penyembahan kita kepadaNya. Dia adalah Bapa kita, dan Dia menangani milik kepunyaanNya sebagai anak-anakNya. Dia hanya menghajar mereka yang Dia kasih dan mereka yang adalah milik kepunyaanNya. Bagian dari memperlengkapi – bagian dari pertumbuhan termasuk penderitaaan. Oleh karena itu jikalau Anda seorang kristen, Allah akan menghajar kamu karena Dia mengasihi kamu – Ibrani 12:6.


Rabu, 16 Desember 2009

Menjadi Pendeta, Panggilan Allah atau Panggilan Iblis?

Nats Alkitab: 2 Korintus 11:3-15.

Ada orang yang berusaha menyesatkan jemaat di Korintus. Seharusnya jemaat bersikap hati-hati terhadap segala pengajaran dan guru-guru palsu yang datang kepada mereka. Guru-guru palsu itu adalah alat Iblis dan mereka datang dengan menyamar sebagai malaikat terang, rasul-rasul dan pekerja-pekerja Kristus. Mereka mengaku bahwa mereka memiliki otoritas Ilahi sebagai pelayan-pelayan Allah. Tetapi sebenarnya mereka adalah guru-guru palsu. Mereka mengaku bahwa mereka adalah pelayan-pelayan kebenaran (ayat 15), sebenarnya mereka adalah penipu yang sangat licik. Bahkan mereka mengaku sebagai rasul kelas atas lebih tinggi kedudukannya daripada Rasul Paulus.

Dengan kepandaian mereka berpidato, mereka memperdayakan orang-orang percaya di Korintus dan menyindir Paulus karena tidak becus berpidato. Sebagaimana Hawa diperdaya oleh Iblis, sekarang dia melalui pekerja-pekerjanya, dia mau memperdayakan jemaat di Korintus, demikian pula sekarang dia sedang memperdayakan jemaat-jemaat Tuhan pada masa kini. Dan Rasul Paulus sebagai bapa yang penuh kasih berusaha melindungi jemaat dari guru-guru palsu tersebut dan tidak akan membiarkan jemaat di Korintus disesatkan dari kesetiaannya yang sejati kepada kristus, sama seperti kesetiaan mempelai perempuan kepada suaminya.” (ayat 3).

Namun sayang sekali, jemaat Korintus bersikap terbuka kepada: (Lihat ayat 4).
1) “Yesus yang lain” –Bukan Yesus yang dalam berita Injil.
2). “Roh yang lain”—bukan Roh Kudus.
3) “Injil yang lain” –Kematian Kristus dan iman kepadaNya tidak diberitakan.