Selasa, 15 November 2011

CINTA TANPA SYARAT


Sewaktu saya masih berumur sekitar 13 tahun, ayah memanggil saya dan mengatakan sesuatu yang mengubah hidup saya. Kami berdua sedang berada di dalam mobilnya yang tua dan usang, dipinggir jalan pemukiman miskin London. Dia memutar badannya ke arah saya dan berkata, "Nak, apa pun yang kamu lakukan dalam hidupmu, ketahuilah, pintu rumahku akan selalu terbuka untukmu."

Saya hanyalah seorang remaja belia pada waktu itu. saya tidak benar-benar mengerti apa yang dimaksudkan ayah, tetapi saya tahu itu adalah sesuatu yang penting, maka saya selalu mengingatnya. Ayah meninggal dunia tiga tahun kemudian.

Ketik saya menjadi biksu di Thailand Timur Laut, saya kembali memikirkan kata-kata ayah. Rumah kami saat itu hanyalah sebuah flat kecil di daerah miskin London, bukanlah rumah yang menarik untuk dibukakan pintunya. Tetapi saya lalu menyadari bahwa bukan itu maksud ayah sebenarnya. Apa yang terkandung dalam kata-kata ayah, seperti sebuah permata yang terbungkus kain, merupakan sebuah ungkapan cinta paling jernih yang pernah saya dengar, "Nak apa pun yang kamu lakukan dalam hidupmu, ketahuilah, pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu."

Ayah saya menawarkan cinta tanpa syaratnya. Tidak ada maksud tersembunyi. Saya adalah anaknya. Cukup itu saja. Begitu indah, begitu nyata. Dia sungguh-sungguh.

Diperlukan keberanian dan kebijaksanaan untuk mengatakan hal ini kepada orang lain, untuk membuka hati Anda kepada seseorang, tanpa embel-embel "jika". Mungkin kita berpikir mereka akan mengambil keuntungan dari kita, tetapi tidak begitu, tidak demikian menurut pengalaman saya. Sewaktu Anda menerima cinta semacam itu dari orang lain, hal itu bagaikan menerima hadiah yang paling berharga. Anda menghargainya, menyimpannya baik-baik di dalam hati, jangan sampai hilang. Walaupun saat itu saya hanya mengerti sebagian dari kata-kata ayah, saya tidak berani menyakiti pria seperti itu. Jika Anda memberikan kata-kata itu kepada orang yang dekat dengan Anda, jika Anda bersungguh-sungguh, jika itu datang dari hati Anda, orang itu akan menyambut ke depan, bukan mudur, untuk menggapai cinta Anda.

(Disandur dari Ajahn Brahm, penulis Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar