Kamis, 22 Desember 2011

TAHUKAH ANDA DOKTRIN YANG PALING MENAKUTKAN SAYA?


Terus-terang, doktrin yang paling menakutkan saya selama saya mengikuti pendidikan teologi adalah doktrin mengenai kedaulatan Allah. Saya menggumuli doktrin tersebut cukup lama dan selama waktu itu saya membiarkan kebenaran mengenai kedaulatan Allah dalam ketidakpastian. Saya ada teman yang memiliki pemahaman akan kedaulatan Allah yang ekstrim dan konyol sehingga mereka menjadi tidak seimbang..Dan menurut saya mereka sudah tergolong penyesat.

Kedaulatan Allah bukan berarti bahwa saya bebas dari tanggung jawab. Kedaulatan Allah bukan berarti saya tidak berminat dengan urusan hari ini, atau bahwa keputusan saya tidak bisa diganggu gugat, atau bahwa saya tidak perlu prihatin dengan nasib jiwa-jiwa yang terhilang. Bukan itu semua. Biar bagaimanapun, harus ada kesimbangan.

Begitu banyak hal di dalam hidup kita yang tak bisa kita pahami. Saya tidak bisa menjelaskan rencanaNya. Saya hanya bisa menyingkapkan dari Alkitab betapa tak terduganya kehendak Allah.

Rasul Paulus sendiri mengakui betapa tak terduganya kehendak Allah itu...

"O, Alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya (Roma 11:30).

Jelas sekali segala keputusanNya tak terselidiki, karena kita hidup di dunia terbatas padahal Dia tak terbatas. Kita hidup dalam kekinian sementara. Dia hidup dalam kekekalan selama-lamanya. Jalan-jalanNya tak terselami. Kita hanya dapat sampai ke suatu situasi di mana Anda berkata, "Saya menerima keadaan ini." Dan ini membutuhkan kerendahan hati yang sangat sulit dilakukan oleh orang-orang berpendidikan di zaman modern ini.

RencanaNya sangat tak terduga. RencanaNya bisa berarti kerugian dan kemamuran, tragedi dan malapetaka, kesenangan dan kesukaan, penyakit dan kesehatan, saat-saat genting dan ketenangan, keamanan, kesejahteraan, dan kemudahan. RencanaNya bekerja saat kita tidak bisa membayangkan mengapa sesuatu begitu tidak menyenangkan ataupun pada saat alasan terlaksananya rencana itu jelas dan menyenangkan.

"Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasehatNya? Atau siapakah yang memberikan sesuatu kepadaNya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya." (Roma 11:34-36).

Pada dasarnya minat untuk meneliti Allah secara ilmiah adalah hal yang keliru. Allah bukan objek yang tepat untuk observasi atau evaluasi yang mendalam, kritis, objektif, atau ilmiah. Allah tidak untuk diperlakukan seperti itu karena pengetahuan yang benar akan Allah akan selalu memimpin kita untuk menyembah. Tempat kita adalah tempat penyembahan di mana wajah kita berhadapan dengan-Nya. -- John R.W. STOTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar