Namun saat ini mungkin telah tiba saatnya untuk mengajar mereka agar
tidak melayani Allah. Sebab Kitab Suci
berkata, “Anak Manusia…dating bukan untuk dilayani.” (Mark. 10:45).
Alkitab berkepentingan untuk memanggil kita berbalik dari penyembahan
berhala agar dapat melayani Allah yang hidup dan yang benar (1 Tesalonika 1:9).
Namun Alkitab juga berkepentingan untuk menghindarkan kita dari melayani Allah
yang benar dengan cara yang salah. Ada cara melayani Allah yang justru
merendahkan dan menghina Dia. Maka kita
selayaknya berhati-hati agar jangan sampai merekrut hamba-hamba yang
pekerjaannya justru mengurangi kemuliaan Sang Pemberi yang mahakuasa itu. Jika Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia dating
bukan untuk dilayani, maka pelayanan dapat bermakna pemberontakkan.
Allah berkehendak bukan untuk dilayani: “Allah yang telah menjadikan
bumi dan segala isinya…tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia
kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala
sesuatu kepada semua orang” (Ki. 17:24-25).
Paulus mengingatkan kita bahwa Allah itu mustahil dilayani dengan cara
apapun yang mengimplikasikan bahwa kita sedang memenuhi kebutuhanNya. Itu akan menjadi seperti sebuah sungai yang
mencoba mengisi sebuah mata sir yang menjadi sumbernya. “Dialah yang memberikan
hidup dan nafas dan segala sesuatu
kepada semua orang.”
Semua yang dinamakan allah (ilah lain) menuntut manusia bekerja bagi
mereka. Allah kita tiak akan menempatkan
diri-Nya dalam posisi seorang majikan yang harus bergantung kepada orang lain
untuk dapat menyelesaikan pekerjaanNya.
Sebaliknya, Ia memaksimalkan keberadaanNya yang mahakuasa dengan
melakukan pekerjaan itu seorang diri.
Dalam perkara ini, manusia menjadi rekan kerja yang bergantung. Pekerjaan manusia adalah menantikan Tuhan.
Allah bukan mencari umat untuk bekerja bagi Dia, melainkan umat yang
membiarkan Dia bekerja dengan penuh kuasa di dalam dan melalui mereka..2
Tawarikh 16:9.
Ketika kita mengajar mereka demikian, umat kita akan bertanya, “Apa yang
Allah inginkan dari kita?”Bukan seperti perkiraan mereka. Allah memperingatkan Israel untuk tidak
membawa banyak korban bakaran ke hadapanNya…Mazmur 50:9-10,12)
Namun apakah sesuatu yang dapat kita berikan kepada Allah yang tidak
malah merendahkan status Dia menjadi pihak penerima? Ada. Kekuatiran kita. Ini adalah perintah: “Serahkanlah segala
kekuatiranmu kepadaNya” (1 Petrus 5:7.
Allah akan berkenan menerima segala sesuatu dari kita yang menunjukkan
ketergantungan kita kepadaNya.
Dan sesungguhnyalah, keberadaan kita bergantung padaa keadaan tidak
bekerja bagi Allah. (Roma 4:4-5). Tuhan
layak menerima kemuliaan selaku sang pemberi anugerah, bukan sang penerima
pelayanan.
“Kedagingan” religius selalu ingin bekerja bagi Allah. Roma 8:13.Itulah
sebabnya kehidupan kita sesungguhnya bergantung pada tidak bekerja bagi
Allahbaik dalam pembenaran maupun dalam pengudusan.
Lalu apakah kita tidak akan melayani Kristus? Itu diperintahkan, “Layanilah Tuhan” (Roma
12:11). Orang yang tidak melayani
Kristus mendapat celaan (Roma
16:18). Ya kita akan melayani Dia. Namun sebelumnya, kita perlu memikirkan apa
saja yang harus dihindari dalam melakukan pelayanan ini.
Jadi bagaimana seharusnya kita akan melayani dan tidak akan
melayani? Mazmur 123:2 mengungkapkan
sebagian jawabannya. Cara yang benar
dalam melayani Allah adalah dengan menjadi seperti seorang hamba perempuan yang
matanya memandang kepada tangan nyonyanya, memohon belas kasihan.
Satu-satunya cara yang yang benar dalam melayani Allah adalah dengan
mengembalikan kepadaNya segala kemuliaan..1 Petrus 4:11. Bagaimana kita dapat melayani hingga Allah
dapat dimuliakan? Kita hendaknya
melayani dengan kekuatan yang dianugerahkanNya.
Saat keberadaan kita sedang paling aktif bagi Allah, kita tetap
merupakan pihak penerima. Allah takkan
pernah merelakan kemuliaan sebagai pihak pemberi, selamanya!
Jadi marilah kita bekerja segiat-giatnya, namun sambil tetap mengingat
bahwa semua itu bukannya oleh kita, melainkan oleh kasih karunia yang
dianugerahkan-Nya (1 Kor. 15:10).
Marilah kita senantiasa taat namun dengan tidak melupakan bahwa Allahlah
yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan (Filipi 2:13). Dalam seluruh pelayanan kita, kiranya Allah
menjadi sang pemberi, dan kiranya Allah memperoleh kemuliaan.
Sampai kemudian umat memahami hal ini saudaraku, ajari mereka untuk
tidak melayani Allah!
--------------------------------
10
Desember 2015
John Piper. Brother We Are Not Professionals(Bandung: Pionir Jaya, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar