Sabtu, 02 Februari 2019

Tahukah Anda..bahwa Pelayanan dapat bermakna Pemberontakan??


Namun saat ini mungkin telah tiba saatnya untuk mengajar mereka agar tidak melayani Allah.  Sebab Kitab Suci berkata, “Anak Manusia…dating bukan untuk dilayani.” (Mark. 10:45).
Alkitab berkepentingan untuk memanggil kita berbalik dari penyembahan berhala agar dapat melayani Allah yang hidup dan yang benar (1 Tesalonika 1:9). Namun Alkitab juga berkepentingan untuk menghindarkan kita dari melayani Allah yang benar dengan cara yang salah. Ada cara melayani Allah yang justru merendahkan dan menghina Dia.  Maka kita selayaknya berhati-hati agar jangan sampai merekrut hamba-hamba yang pekerjaannya justru mengurangi kemuliaan Sang Pemberi yang mahakuasa itu.  Jika Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia dating bukan untuk dilayani, maka pelayanan dapat bermakna pemberontakkan.
Allah berkehendak bukan untuk dilayani: “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya…tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang” (Ki. 17:24-25).  Paulus mengingatkan kita bahwa Allah itu mustahil dilayani dengan cara apapun yang mengimplikasikan bahwa kita sedang memenuhi kebutuhanNya.  Itu akan menjadi seperti sebuah sungai yang mencoba mengisi sebuah mata sir yang menjadi sumbernya. “Dialah yang memberikan hidup  dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.”
Semua yang dinamakan allah (ilah lain) menuntut manusia bekerja bagi mereka.  Allah kita tiak akan menempatkan diri-Nya dalam posisi seorang majikan yang harus bergantung kepada orang lain untuk dapat menyelesaikan pekerjaanNya.  Sebaliknya, Ia memaksimalkan keberadaanNya yang mahakuasa dengan melakukan pekerjaan itu seorang diri.  Dalam perkara ini, manusia menjadi rekan kerja yang bergantung.  Pekerjaan manusia adalah menantikan Tuhan.
Allah bukan mencari umat untuk bekerja bagi Dia, melainkan umat yang membiarkan Dia bekerja dengan penuh kuasa di dalam dan melalui mereka..2 Tawarikh 16:9.
Ketika kita mengajar mereka demikian, umat kita akan bertanya, “Apa yang Allah inginkan dari kita?”Bukan seperti perkiraan mereka.  Allah memperingatkan Israel untuk tidak membawa banyak korban bakaran ke hadapanNya…Mazmur 50:9-10,12)
Namun apakah sesuatu yang dapat kita berikan kepada Allah yang tidak malah merendahkan status Dia menjadi pihak penerima? Ada.  Kekuatiran kita.  Ini adalah perintah: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya” (1 Petrus 5:7.  Allah akan berkenan menerima segala sesuatu dari kita yang menunjukkan ketergantungan kita kepadaNya. 
Dan sesungguhnyalah, keberadaan kita bergantung padaa keadaan tidak bekerja bagi Allah. (Roma 4:4-5).  Tuhan layak menerima kemuliaan selaku sang pemberi anugerah, bukan sang penerima pelayanan.
“Kedagingan” religius selalu ingin bekerja bagi Allah. Roma 8:13.Itulah sebabnya kehidupan kita sesungguhnya bergantung pada tidak bekerja bagi Allahbaik dalam pembenaran maupun dalam pengudusan.
Lalu apakah kita tidak akan melayani Kristus?  Itu diperintahkan, “Layanilah Tuhan” (Roma 12:11).  Orang yang tidak melayani Kristus  mendapat celaan (Roma 16:18).  Ya kita akan melayani Dia.  Namun sebelumnya, kita perlu memikirkan apa saja yang harus dihindari dalam melakukan pelayanan ini.
Jadi bagaimana seharusnya kita akan melayani dan tidak akan melayani?  Mazmur 123:2 mengungkapkan sebagian jawabannya.  Cara yang benar dalam melayani Allah adalah dengan menjadi seperti seorang hamba perempuan yang matanya memandang kepada tangan nyonyanya, memohon belas kasihan.
Satu-satunya cara yang yang benar dalam melayani Allah adalah dengan mengembalikan kepadaNya segala kemuliaan..1 Petrus 4:11.  Bagaimana kita dapat melayani hingga Allah dapat dimuliakan?  Kita hendaknya melayani dengan kekuatan yang dianugerahkanNya.  Saat keberadaan kita sedang paling aktif bagi Allah, kita tetap merupakan pihak penerima.  Allah takkan pernah merelakan kemuliaan sebagai pihak pemberi, selamanya!
Jadi marilah kita bekerja segiat-giatnya, namun sambil tetap mengingat bahwa semua itu bukannya oleh kita, melainkan oleh kasih karunia yang dianugerahkan-Nya (1 Kor. 15:10).  Marilah kita senantiasa taat namun dengan tidak melupakan bahwa Allahlah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan (Filipi 2:13).  Dalam seluruh pelayanan kita, kiranya Allah menjadi sang pemberi, dan kiranya Allah memperoleh kemuliaan.
Sampai kemudian umat memahami hal ini saudaraku, ajari mereka untuk tidak melayani Allah!

--------------------------------
10 Desember 2015
John Piper. Brother We Are Not Professionals(Bandung: Pionir Jaya, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar